Sunday, July 8, 2018

Berpegang teguhlah kepada tali Agama Allah, dan janganlah berpecah belah

“Berpegang teguhlah kepada tali Agama Allaah, dan janganlah berpecah belah…”

Link Vidio Seruan Persatuan dari ulama terkenal Indonesia: UAS, UAH, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Fadlan, Ustadz Abdullah Hadrami.


Oleh : Muhammad Rivaldy Abdullah


Wa’tashimu. Itulah tema besar yang diusung dalam Pertemuan Ulama dan Da’I se-Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa ke – V di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat. Acara ini menarik sekali untuk diikuti (meski saya tidak hadir, namun saya menyimak beberapa kali video-video cuplikan dari acara multaqa tersebut).

Salah satu moment diskusi paling menarik adalah pemaparan materi dari para da’I dan ulama Indonesia yang saat ini sedang masyhur. Mereka yang memaparkan materi antara lain Ustadz Bachtiar Natsir, Ustadz Abdus Shomad, dan Ustadz Adi Hidayat hafidzahumullaah. Para ustadz muda nan cerdas, yang menjadi panutan ummat.

Salah satu ucapan Ustadz Abdus Shomad yang paling saya ingat, yang mana ucapan tersebut merupakan kutipan dari ucapan Imam Hassan Al-Banna, ialah ucapan : “Nata’aawan fi mattafaqna.. wa nata’aadzar fii makhtalafnaa..” (Semestinya kita saling bersinergi dalam perkara yang telah kita sepakati[yakni perkara ushuluddin/akidah].. dan kita saling memberikan udzur/toleran dalam perkara yang kita berselisih[masalah furu’/ikhtilaf fiqh])

Barangkali itulah ucapan yang penting kita renungkan.

Saudaraku.. kita dapati hari ini ummat terpolarisasi menjadi ke dalam banyak golongan. Banyak kita temukan golongan madzhab, jama’ah, organisasi, harokah dakwah, hingga partai politik.

Ketahuilah bahwa semua kelompok dan gerakan dakwah Islam itu sama saja. Sama sama punya kepentingan untuk membela Islam dan bukan mengunggulkan kelompok masing masing.

Kelompok dan gerakan dakwah semisal Muhammadiyah, Persis, NU, Al Irsyad, FUI, PUI; atau yang skala internasional semacam JT(Jamaah Tabligh), HT(Hizbut Tahrir), IM(Ikhwanul Muslimin), Salafy, Rabithah Alam Islami, dll. Kesemuanya sama saja. Sama sama punya kelebihan dan kekurangan.

Karena itu, jangan jadikan alasan, adanya ragam kelompok dan gerakan dakwah ini untuk gontok-gontokkan dan saling menyalahkan.

Dalam ayat AlQur’an jelas Allaah’Azza waJalla  mengatakan :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Berpegang teguhlah kalian pada tali Agama Allaah, dan janganlah berpecah belah..” (QS. Ali Imran[3]:103)

Makna nya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Mutawalli As-Sya’rawi rahimahullah :

جاء هذا القول الكريم لينبه كل المؤمنين، من خلال التنبيه للأوس والخزرج، وكأنه يقول: اعلموا أن التفاخر قبل الإسلام كان وبأشياء ليست من الإسلام في شيء. لكن حين يجيء الإسلام فالتفاخر يكون بالإسلام وحده

“Firman Allaah Ta’ala ini datang untuk memperingatkan seluruh mukmin, meski berkenaan dengan peringatan bagi kaum Aus dan Khazraj. Seolah olah Allaah berkata : “ketahuilah oleh kalian bahwasanya berbangga bangga (atas kelompok) sebelum datang Islam dan berbangga bangga dengan berbagai perkara (diluar agama) bukanlah bagian dari Islam. Setelah Islam datang, maka kebanggaan dan kefanatikan itu hanya untuk Islam saja.’’ (Tafsir As-Sya’rawi, 3/1660-1661)

Menurut Imam As-Sya’rawi, ayat ini menegaskan kepada kita untuk bersatu dan menempatkan kefanatikan kita hanya kepada Islam. Tidak boleh saling menyalahkan satu sama lain karena alasan beda kelompok. Kita sandarkan loyalitas kita kepada Dienullah dan kita sama sama perjuangkan Islam. Dengan begitu, kebangkitan ummat akan diraih.

Imam As-Sya’rawi kemudian menulis :

ووالله، لو عُدْنا إلى حبل الله الواحد فتمسَّكنا به، ولم تلعب بنا الأهواء لَعُدْنا إلى الأمة الواحدة التي سادتْ الدنيا كلها

“Maka Demi Allaah! Seandainya kita kembali pada tali Agama Allaah(yakni Islam) yang satu, dan berpegang teguh padanya. Serta hawa nafsu hawa nafsu kita tidak membuat kita lalai, maka kita akan kembali menjadi ummat yang satu yang akan memimpin Dunia secara keseluruhan.”

Tepat sekali pernyataan anda, wahai Imam. Inilah kunci kita untuk bangkit. Kembali kepada Islam, dan menempatkan loyalitas kita hanya kepadanya.

Tidak usah lagi main tahdzir tahdziran, karena para  ulama kita sudah memberikan contoh, bagaimana indahnya persatuan dalam Islam..

Jadi, saudaraku.. Ingatlah AYAT ini : wa'tashmimu bi hablillaah jami'an wa laa tafarraquu..

No comments:

Post a Comment